Senin, 23 Juni 2008

Dedauan Serikaya

Serikaya



Ketika dedaun serikaya jatuh dan tumbuh
pada cabang membentuk sejumlah bayangan
aku berpikir sama seperti bayang-bayang nasib dan harapanku
dan ilalang di belakang rumah

Baru saja tumbuh berberapa bunga
sengaja memberitahu aku, kalau waktu ini benar-benar berlalu
aku tidak lagi berkelana dalam kereta
tak punya waktu lagi untuk menemukan rahasia kebahagian

Kini hanya senang duduk diteras rumah
di temani teh hangat mencicipi kerinduan
akan seseorang yang dulu sering memanggil namaku

Sapalah selamat tinggal
pada semua masa lalu
pada semua masa remaja kita
tapi apakah engkau lupa, bagaimana dulu kau buat aku terpikat?

Berlari diatas padang rumput yang berangin
supaya aku bisa lihat latarbelakangnya
yakni mentari pagi menyinari atas rambutmu
menyinari pepohonan, burung dan kolam ikan

Apakah kau lupa ketika kau berteriak memanggil namaku
apakah kau lupa?!.....

Tidak ada komentar: